KOMENTAR.co.id-Ditengah kesibukan sebagai Bupati Minahasa Utara dan sederet jabatan strategis lainnya, termasuk Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), nama Joune Ganda. SE. MAP. MM. M.Si, tak pernah luput dari sorotan.
Bukan hanya karena sepak terjang politik atau kiprah kepemimpinannya yang progresif, melainkan karena satu hal yang kian langka ditemukan dalam diri seorang pejabat publik.
*Semangat belajar yang tak pernah padam*
Pada sebuah pagi tenang di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025), langkahnya tampak mantap menyusuri koridor akademik yang telah melahirkan banyak birokrat negeri. Hari itu, ia kembali menjalani bimbingan disertasi bersama Wakil Rektor IPDN, Prof. Dr. Hironimus Rowa, M.Si. Sebuah sesi yang baginya bukan sekadar kewajiban akademik, tapi perwujudan filosofi hidup.
“Saya percaya, setiap teori yang kita pelajari, setiap diskusi yang kita jalani, itu bukan hanya untuk memenuhi syarat gelar. Tetapi adalah amunisi dalam merumuskan kebijakan yang presisi, adil, dan berdampak nyata,” ungkap Joune sembari tersenyum tenang.
Joune bukanlah pendatang baru dalam dunia pendidikan tinggi. Sebelumnya, pada tahun 2023, ia telah menyelesaikan studi Magister Sains di Universitas Indonesia dalam bidang Kajian Pengembangan Perkotaan. Kini, sebagai kandidat doktor, ia menapaki jenjang keilmuan lebih tinggi, sebuah pilihan yang dianggap sebagian orang tak biasa untuk seorang kepala daerah yang tengah menjabat dua periode.
Namun bagi Joune, justru di tengah tanggung jawab itulah, ilmu pengetahuan menjadi cahaya penuntun.
“Ilmu itu lentera. Dan pemimpin yang tidak terus belajar akan padam di tengah jalan,” ujarnya tegas, lalu menambahkan, “Setiap kebijakan membutuhkan dasar reflektif, bukan sekadar insting politik.”
Apa yang dijalani Joune terasa seperti napas panjang dari filosofi pengabdian berbasis intelektual. Ia memandang pendidikan bukan sebagai alat pribadi, melainkan sebagai sarana kolektif untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Ia menyebut perjalanan akademiknya sebagai “harmoni antara ilmu dan dedikasi,” sebuah ungkapan yang kerap terdengar dalam pidatonya.
Tidak mengherankan jika masyarakat Minahasa Utara melihatnya bukan hanya sebagai pemimpin pemerintahan, tetapi juga panutan dalam membentuk budaya belajar.
Ia berharap, bahwa pendidikan tidak hanya menjadi milik orang yang punya latar belakang ekonomi yang mumpuni, Joune rindu menjadikan anak sekolah di Minahasa Utara, mendapat kesempatan yang sama dengan tidak melihat latar belakang ekonomi. Wajib bagi anak-anak di Minahasa Utara mendapat pendidikan yang setara dengan yang lain. Oleh karena itu ia menelorkan sebuah program seragam gratis kepada anak didik, guna meringankan biaya pendidikan keluarga.
Ditengah era digital yang penuh disrupsi, sosok seperti Joune Ganda meneguhkan bahwa belajar tidak tergantung pada usia, tidak mengenal batas jabatan, dan tidak pernah selesai.
Saat negara membutuhkan pemimpin yang reflektif dan berbasis data, Joune Ganda menjawabnya tidak hanya dengan keputusan, tetapi juga dengan buku di tangan dan ruang kuliah sebagai medan pikirnya.
Kepada wartawan komentar.co.id, ia menjelaskan bahwa, mengejar ilmu bukanlah penghalang melainkan bagian yang tak terpisahkan dari pengabdiannya sebagai pemimpin.
“Sosok yang dikenal disiplin dan berdedikasi ini menegaskan, bahwa proses belajar adalah kunci untuk menghadirkan kebijakan publik yang bermakna,”ujar suami tercinta dari Ny. Rizya Ganda Davega ini.
Dijelaskan Joune, aktivitas akademik bukan hanya kewajiban formal, tetapi bagian dari tanggung jawab ilmiah yang menyatu dengan tugas-tugas kepemimpinan.
“Saya memegang teguh prinsip untuk terus belajar dan menambah pengetahuan sebagai fondasi utama dalam menjalankan amanah dan melayani masyarakat,” ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kapasitas intelektual dalam merumuskan kebijakan yang presisi dan berdampak positif bagi masyarakat. Baginya, setiap sesi diskusi dan teori yang dipelajari adalah pijakan menuju pelayanan publik yang lebih berorientasi pada solusi.
Papa dari Valentino Ganda ini mengaku, bahwa langkah akademik yang ditempuhnya bukan sekadar demi meraih gelar, melainkan bentuk kesungguhan untuk membangun pemerintahan yang berwawasan, reflektif, dan berdedikasi tinggi. Ia percaya, ilmu yang diasah dengan konsisten akan menjadi cahaya bagi masa depan masyarakat Minahasa Utara dan Indonesia secara luas.
feature
(Joune Ganda dan Pendidikan)
JOppySEnduk