Perjalanan Panjang Ronny Sompie, Sosok Pemimpin, Penegak Hukum, dan Advokat Keadilan

Berita Utama, Profil92518 Dilihat

KOMENTAR.CO.ID-Sebagai seorang purna bhakti ASN (mantan Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI tahun 2015 – 2020), yang mendapatkan kehormatan sebagai purnawirawan Polri dari Kapolri Jenderal Polisi Prof Drs Tito Karnavian, MA., PhD., Irjen Pol (Purn.) Dr. Ronny Frangky Sompie, SH., MH., telah menorehkan perjalanan panjang dalam dunia hukum, kepolisian dan keimigrasian di Indonesia.

Setelah menyelesaikan masa pengabdiannya di kepolisian dan imigrasi, ia mendirikan Ronny Frangky Sompie (RFS) Law Firm, sebuah lembaga advokasi yang berfokus pada penegakan hukum secara profesional dan proporsional, dengan tujuan menciptakan keadilan bagi masyarakat.

Ronny F. Sompie lahir di Surabaya, 17 September 1961, sejak awal menunjukkan ketertarikan besar terhadap dunia hukum. Ia menyelesaikan pendidikan kepolisian di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1984, dan terus menapaki jenjang karier melalui berbagai penugasan di kepolisian, imigrasi, hingga sektor advokasi hukum.

Pendidikan dan Pengalaman Internasional

Ronny F. Sompie memiliki pendidikan hukum dan kepolisian yang kuat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pendidikan di Dalam Negeri. Ia lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1984.
Berikut ini rekam jejak pendidikan Ronny F. Sompie.

  • 1984 – Akademi Kepolisian (Akpol)
  • 1988 – STIK – PTIK
  • 1993 – S1 Hukum, Universitas Bhayangkara, Surabaya
  • 2000 – Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah Polri, Lembang, Jawa Barat
  • 2003 – S2 Hukum, Universitas Bhayangkara, Surabaya
  • 2007 – Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri, Lembang, Jawa Barat
  • 2015 – S3 Hukum, Universitas Borobudur, Jakarta (Cum Laude)

Pendidikan di Luar Negeri:

  • 1995 – Familiarisation Police Officer, Brunei Darussalam
  • 2001 – International Management of Serious Crime Course, Singapura
  • 2005 – Seminar Internasional di bidang Narkotika, Tokyo
  • 2005 – Transnational Organized Crime Course dari ICITAP, Jakarta

Jejak Karier Mulai dari Kepolisian hingga Imigrasi

Perjalanan karier Ronny F. Sompie di kepolisian dan imigrasi mencakup berbagai posisi strategis yang membentuk pengalaman serta kepemimpinannya:

Riwayat Jabatan

  • Perwira Staf di PTIK Jakarta
  • Kanit Crime Squad Polwiltabes Surabaya
  • Kapolsek Pabean Cantikan Surabaya
  • Karier di Akademi Kepolisian (AKPOL)
  • Kanit Vice Control Ditreskrim Polda Metro Jaya
  • Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat
  • Wakapolres Metro Jakarta Pusat
  • Kasatreskrim Polwiltabes Bandung
  • Kasat Tindak Pidana Tertentu Ditreskrim Polda Jatim
  • Kasat Tindak Pidana Umum Ditreskrim Polda Jatim
  • Kapolres Gresik
  • Kapolres Sidoarjo
  • Direktur Reserse Narkoba Polda Jatim
  • Kabag Kerjasama Luar Negeri Robangpers Staf SDM Polri
  • Direktur Reserse Kriminal Polda Sumut
  • Kepala Perpustakaan PTIK
  • Kapolwiltabes Surabaya
  • Karo Ops Polda Metro Jaya
  • Karo Kelembagaan dan Tata Laksana Srena Polri
  • Kepala Biro Pengawasan Penyidikan Bareskrim Polri
  • Kepala Divisi Humas Polri
  • Kapolda Bali

Lepas dari jabatannya sebagai Kapolda Bali, Jenderal bintang dua asal tanah Tonsea itu, harus rela beralih tugas sebagai Aparat Sipil Negara ASN sekaligus mengakhiri karirnya di kepolisian, guna mengemban amanat sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, sejak 10 Agustus 2015 sampai 29 Januari 2020. Sebelum memasuki masa purna bhakti, suami tercinta dari Dyah Sompie Iswarini, sempat menjadi Analis Keimigrasian Ahli Utama Kementerian Hukum dan HAM.

Dalam perjalanan kariernya, ada tiga pengalaman penting yang sangat membanggakan dan menjadi tonggak keberhasilannya sebagai pemimpin.

  1. Mengungkap Kasus Ilegal Logging di Sumatera Utara, saat menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Polda Sumut, Ronny F. Sompie berhasil mengungkap sindikat mafia ilegal logging, meski menghadapi banyak tantangan dan perlawanan dari pelaku. Putra asli Tonsea Sulawesi Utara ini tak gentar, ia memastikan para pelaku ditangkap dan diproses hukum, sehingga menjadi contoh bagi penegakan hukum yang tegas terhadap kejahatan kehutanan dan lingkungan hidup.
  2. Mengungkap Kasus Pembunuhan Anak Perempuan berumur 8 tahun oleh Ibu Angkatnya korban di Bali.
    Sebagai Kapolda Bali, Ronny F. Sompie harus menangani kasus yang menggemparkan publik, yaitu pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibu angkat. Ia turun langsung dalam investigasi dan memastikan kasus ini diungkap dengan cepat, sehingga memberikan keadilan bagi keluarga kandung korban dan masyarakat.
  3. Menjaga dan mencegah Pekerja Migran Indonesia dari Perdagangan Orang di luar negeri.
    Saat menjabat sebagai Dirjen Imigrasi, ia menggagas sistem penerbitan paspor dengan persyaratan tambahan untuk mencegah pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (sekarang disebut Pekerja Migran Indonesia – PMI) secara ilegal atau tidak sesuai prosedur ketenaga-kerjaan). Kebijakan ini berhasil menghentikan pengiriman PMI non-prosedural keluar negeri lebih dari 20.000 calon pekerja migran dari tahun 2017 hingga 2019, sehingga mereka tidak menjadi korban perdagangan manusia di negara lain sebagai negara tujuan bekerja.

Atas keberhasilannya sebagai Dirjen Imigrasi, Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan Bintang Jasa Utama sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya di luar tugas dan fungsi utama imigrasi dalam melindungi pekerja migran Indonesia.

Pendidikan dan Dedikasi dalam Dunia Akademik

Sebagai seorang profesional hukum, Ronny F. Sompie memiliki latar belakang pendidikan yang sangat kuat, mulai dari Akademi Kepolisian hingga gelar Doktor Hukum dengan predikat Cum Laude dari Universitas Borobudur, Jakarta.

Dirjen Kemenkumham RI 2015-2020 Penganugerahan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI Joko Widodo

Tak hanya menimba ilmu di dalam negeri, ia juga memperoleh berbagai pendidikan internasional, termasuk kursus International Management of Serious Crime di Singapura serta seminar internasional mengenai narkotika dan kejahatan transnasional

Penghargaan Prestisius Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kepemimpinannya, Ronny F. Sompie telah menerima berbagai penghargaan dari pemerintah Indonesia dan lembaga internasional, termasuk:

  • Satya Lencana Dwidya Sistha, sebagai penghormatan atas dedikasinya dalam pendidikan kepolisian.
  • Satya Lencana Kesetiaan 8, 16, dan 24 tahun, atas pengabdian tanpa cacat di kepolisian.
  • (2004) Citra Pelayanan Prima dari Presiden Megawati Soekarnoputri, atas keberhasilannya dalam reformasi pelayanan Samsat di Sidoarjo
  • (2008) Bintang Bhayangkara Nararya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai penghargaan atas masa bakti tanpa cacat selama 24 tahun di kepolisian.
  • (2014) Bintang Bhayangkara Pratama dari Presiden Joko Widodo, atas dedikasi dalam memajukan dan mengembangkan Polri.
  • (2017) The Hassan Wirayuda Award dari Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, atas kerja samanya dalam mencegah WNI Bermasalah di luar negeri (termasuk perdagangan orang) melalui sektor imigrasi.
  • 2018 Bintang Bhakti Tridharma Nararya dari PP Polri, sebagai penghormatan atas dedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa.
  • (2018) Penghargaan dari Menteri Agama Lukman Hakim Syafuddin, atas inovasi dalam penyelenggaraan haji yang memudahkan jemaah di tanah suci.
  • (2018) Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo, sebagai teladan dalam pengabdian kepada bangsa dan negara
  • (2019) Sertifikat Public Key Directory dari International Civil Aviation Organization (ICAO) di Montreal, Canada, karena berhasil memimpin Indonesia menerima sertifikat Public Key Directory (PKD) dalam bidang keamanan dokumen perjalanan
  • (2019) Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Joko Widodo, atas jasanya dalam membangun sistem pelayanan dan pengawasan keimigrasian
  • (2019) Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo, atas perannya dalam mencegah perdagangan manusia dan melindungi pekerja migran Indonesia.

Komitmen Seumur Hidup dalam Penegakan Hukum

Dengan perjalanan panjang dalam kepolisian, imigrasi, dan advokasi hukum, anak pertama dari pasangan
“Gimon Maxmilian Sompie dan Juliana Dungus” ini, telah menjadi figur yang dihormati dalam penegakan hukum di Indonesia.

Penghargaan dan prestasi yang diraihnya menunjukkan komitmennya dalam menciptakan sistem hukum dan pelayanan masyarakat yang lebih baik, serta melindungi warga negara dari berbagai ancaman hukum dan sosial.

Irjen Ronny Sompie bersama Istri, Ny. Dyah Iswarini Di istana Negara

Kini, melalui RFS Law Firm, ia tetap berperan aktif dalam membantu masyarakat memperoleh keadilan hukum, serta memajukan advokasi profesional di Indonesia.

Perjalanan Awal Ronny Sompie, Dari Cita-Cita TNI AL hingga Menjadi Perwira Polri

Perjalanan hidup seseorang sering kali dipenuhi dengan kejutan dan takdir yang membawa ke arah yang berbeda dari yang direncanakan.

Hal ini dialami oleh Irjen Pol (Purn.) Dr. Ronny Frangky Sompie, SH, MH, yang awalnya bercita-cita menjadi perwira di TNI Angkatan Laut, namun akhirnya ditakdirkan menjadi bagian dari Korps Bhayangkara.

Dalam sebuah kesempatan, Ronny Sompie menceritakan awal mula dirinya masuk sebagai calon taruna Akabri, sebuah keputusan yang awalnya bukan pilihan utama, tetapi kemudian menjadi jalan hidup yang penuh pengabdian bagi masyarakat dan negara.

Cita-Cita Mengikuti Jejak Sang Ayah
Sejak kecil

Ronny F. Sompie ingin mengikuti langkah ayahnya, yang dikenal sebagai bintara TNI AL. Namun, mekanisme penentuan matra taruna pada saat itu mengharuskan semua calon dari POLRI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU menjalani masa basis selama enam bulan sebelum matra mereka ditetapkan.

Ketika masa basis berakhir, Ronny terkejut mengetahui bahwa dirinya ditempatkan di Akademi Kepolisian (saat itu masih disebut AKABRI Bagian Kepolisian) bukan diarahkan ke Akademi TNI AL (saat itu masih disebut AKABRI Bagian Laut) seperti yang ia cita-citakan. Namun, ia menerima keputusan tersebut dengan lapang dada, meski awalnya penuh kebingungan.

Doa Ibu yang Menjadi Jalan Hidup

Menariknya, ketika Ronny F. Sompie menghubungi ibunya di Sulawesi Utara untuk menyampaikan bahwa dirinya masuk kepolisian, sang ibu justru menyambut dengan penuh sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ibunya pun mengungkapkan bahwa
itulah hasil dari doa yang ia panjatkan selama ini. Sang ibu berharap agar Ronny tidak mengikuti jejak ayahnya di TNI AL, karena sang ayah kerap meninggalkan keluarga dalam tugasnya saat Orde Lama menghadapi pemberontakan di beberapa wilayah Indonesia.

Doa seorang ibu menjadi takdir bagi Ronny F. Sompie, yang akhirnya menjalani karier panjang sebagai perwira kepolisian, hingga mencapai puncak sebagai Kapolda Bali dan disaat 31 tahun berdinas sampai posisi eselon 1 di Polri harus ikhlas untuk ditugaskan sebagai Dirjen Imigrasi melalui open bidding yg cukup ketat.

Keunggulan Akademik yang Membawanya Lolos Seleksi

Lolos sebagai taruna Akabri bukanlah hal yang mudah. Ronny F. Sompie telah menunjukkan prestasi akademik sejak kecil, dengan selalu menjadi dua besar terbaik saat SD hingga SMP, dan tetap masuk 10 besar siswa terbaik di SMA.

Sebelum diterima sebagai calon Taruna Akabri, ia bahkan telah lolos seleksi di Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nilai terbaik. Namun, setelah diajak oleh seorang teman untuk ikut tes Akabri, ia akhirnya harus memilih pendidikan di AKABRI yang bisa memberikan jaminan biaya gratis selama pendidikan selama empat tahun.

Pertimbangan Ekonomi dalam Memilih Akabri

Selain panggilan hati untuk mengabdi, Ronny F. Sompie memilih Akabri dengan pertimbangan ekonomi, karena pendidikan di Akabri memberikan bea siswa secara lengkap termasuk uang saku bagi taruna, sehingga tidak membebani orang tua untuk membiayai pendidikan selama empat tahun sampai selesai.

Ia sadar bahwa jika memilih kuliah di Universitar Sam Ratulangi, maka biaya pendidikan akan menjadi tantangan bagi keluarganya, sementara orang tuanya juga harus membiayai tiga saudara kandungnya yang masih membutuhkan dukungan finansial untuk sekolah.

Dari Takdir ke Pengabdian

Pilihan untuk masuk kepolisian, yang awalnya bukan keinginannya, justru menjadi jalan bagi Ronny F. Sompie untuk menorehkan perjalanan karier yang luar biasa.

Kini setelah menyelesaikan masa tugas di kepolisian dan imigrasi, ia terus mendedikasikan dirinya dalam bidang advokasi hukum melalui Ronny Frangky Sompie (RFS) Law Firm dengan mengutamakan profesionalisme dan keadilan hukum bagi masyarakat.

Perjalanan hidupnya membuktikan bahwa takdir selalu memiliki rencana terbaik, dan bahwa doa seorang ibu bisa mengarahkan seseorang ke jalur yang membawa manfaat lebih besar bagi banyak orang.

Ronny F. Sompie bersam Istri Dyah Sompie Iswarini dikaruniai tiga orang putri masing-masing, Devi Paramitha Sompie, telah menikah dengan Edwin Nathanael dan telah dikaruniai dua putra, anak Evita Jeanette dan Zoey, sementara anak kedua bernama Grace Veronica Sompie, menikah dengan Theodorus Echeal Setiawan dan mempunyai satu putra bernama Atlas Abercio Echelson, anak yang ketiga bernama Merry Apsari Sompie.

Dalam kesehariannya selain sebagai pengacara, Ronny Sompie menghabiskan hari-harinya bersama istri tercinta Ny. Dyah Sompie Iswarini di kediman pribadi di kawasan Tebet Timur Dalam Jakarta Selatan.

JOppySEnduk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *