MANADO KOMENTAR-Aksi perusakan rumah ibadah yang terjadi di Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi sorotan publik nasional usai video kejadian itu viral di media sosial, khususnya lewat unggahan akun Instagram @sukabumisatu. Dalam video tersebut, tampak sekelompok orang yang disebut berjumlah ratusan melakukan perusakan terhadap sebuah tempat ibadah pada Jumat, 27 Juni 2025.
Peristiwa ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk dari umat muslim di Kota Manado. Salah satunya datang dari Sofyan Daipaha, yang lebih dikenal dengan sapaan “Papar”, seorang tokoh masyarakat dan figur populer di kalangan warga Manado.
Dalam pernyataan terbuka yang disampaikan pada Senin (30/6), Papar mengecam keras aksi yang dianggap mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman di Indonesia.
“Kelompok orang yang melakukan pengrusakan tempat ibadah itu tidak punya rasa kemanusiaan. Tempat Ibadah itu tidak bersalah. Kenapa harus dirusak? Apakah sedemikian dalam kebencian terhadap saudara-saudara kita yang beragama Kristen?”ujar Papar dengan nada geram.
Tak hanya itu, Papar juga menyampaikan kekecewaannya terhadap aparat keamanan yang tampak tidak mampu mencegah atau mengendalikan massa yang anarkis.
“Menyakitkan melihat anggota TNI dan Polri hanya diam tak berdaya menyaksikan aksi brutal ini. Bukankah tugas mereka menjaga ketertiban dan melindungi semua warga negara?,” tambahnya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap toleransi beragama dan keadilan, Papar menyerukan agar Panglima TNI dan Kapolri segera menindak tegas para pelaku.
“Persoalan seperti ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan kata maaf. Harus ada penegakan hukum yang nyata agar menjadi efek jera. Negara tidak boleh kalah oleh tindakan-tindakan intoleran dan anarki,”tegasnya lagi.
Insiden ini kembali menyoroti urgensi penguatan toleransi dan perlindungan terhadap rumah-rumah ibadah sebagai simbol perdamaian lintas agama. Publik pun menunggu langkah cepat dan tegas dari aparat untuk menuntaskan kasus ini secara adil dan transparan.
Daks