Jems Tuuk: Pernyataan Candaan Terhadap Ibunda Presiden, Pelecehan yang Tak Bisa Ditolerir

SULUT KOMENTAR-Kontroversi mencuat di lingkungan DPRD Sulawesi Utara setelah salah satu anggotanya, Vonny Paat diduga melontarkan candaan yang menyinggung sosok almarhumah Dora Marie Sigar, Ibunda dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Respons keras datang dari tokoh masyarakat Bolaang Mongondow sekaligus politisi vokal, Jems Tuuk, setelah bereedar candaan yang dilontarkan Vonny Paat, dalam konferensi pers resmi yang digelar Fraksi PDIP di DPRD Sulut pada Kamis (3/6/2025).

Dengan nada tegas, Tuuk menyebut candaan itu sebagai tindakan pelecehan, tidak etis, dan merendahkan martabat seorang ibu yang telah melahirkan pemimpin bangsa.

“Ini pelecehan dan penghinaan. Tidak pantas seorang ibu, yang dari rahimnya lahir seorang Jenderal besar dan Kepala Negara, dijadikan bahan lelucon di forum resmi. Ini fatal!” seru Tuuk dengan nada geram.

Dalam pernyataannya, Jems Tuuk mendesak Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut untuk segera memanggil Vonny Paat guna meminta klarifikasi atas ucapannya. Ia menyebut tindakan Paat telah mencoreng etika DPRD secara kelembagaan. Oleh karena itu ia mendesak agar Vonny Paat segera menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat, terutama kepada keluarga besar Sigar.

“BK harus segera bertindak. Ini bukan sekadar candaan, tetapi ini menyangkut kehormatan seorang ibu dan keluarga bangsa. Saudari Vonny harus minta maaf secara terbuka,” tegas Tuuk.

Candaan tersebut muncul saat Vonny Paat, yang juga menjabat Ketua Komisi IV DPRD Sulut, menjelaskan singkatan ODSK secara kelakar sebagai “Oma Dora Sigar Kawanua,” bukan sebagai kepanjangan program resmi pemerintah provinsi.

Pernyataan itu sontak menjadi bahan perbincangan luas, sejumlah pihak menilai bahwa lelucon semacam itu tak pantas dilontarkan dalam forum resmi.

Diketahui, Dora Marie Sigar adalah istri dari ekonom nasional Soemitro Djojohadikoesoemo dan ibu dari Prabowo Subianto serta Hashim Djojohadikusumo. Ia dihormati sebagai sosok perempuan tangguh dan bagian dari keluarga besar yang berjasa bagi Indonesia.

Peristiwa ini kembali mengingatkan pentingnya menjaga etika dan integritas dalam ruang publik, terlebih bagi pejabat publik yang menjadi panutan masyarakat.

Dari mulut ke mulut, pernyataan politisi Jems Tuuk yang meminta Vonny Paat untuk menyampaikan permintaan maaf, mencerminkan nilai-nilai penghormatan terhadap keluarga dan tokoh bangsa di tengah perbedaan politik.

“Disaat ruang politik semakin terbuka, justru di situlah batas moral seharusnya makin dijunjung tinggi. Saya salut dengan sikap tegas Pak Jems Tuuk yang menjunjung tinggi etika dan moral ditengah kerasnaya arus politik di Sulawesi Utara,”ungkap salahsatu politisi papan atas Sulut yang enggan disebut namanya.

FK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *