Dr (c) Joune Ganda. SE. MAP. MM. M.Si
MINUT KOMENTAR-Minahasa Utara digemparkan oleh insiden keracunan makanan yang menimpa puluhan siswa SMP Negeri 2 Airmadidi. Dalam situasi darurat ini, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda tampil tegas dan penuh kepedulian, menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah daerah untuk bergerak cepat membantu rumah sakit yang menangani para korban.
“Sejak laporan pertama saya terima, saya langsung memerintahkan semua OPD sesuai tupoksi masing-masing untuk turun tangan. Tidak boleh ada hambatan, semua korban harus mendapatkan penanganan medis yang cepat dan maksimal,” tegas Joune Ganda.
Bupati menekankan bahwa dalam keadaan darurat, administrasi tidak boleh menjadi penghalang. Ia menegaskan agar rumah sakit tidak menunda pelayanan hanya karena status kepesertaan BPJS pasien.
“Saya minta seluruh rumah sakit abaikan dulu soal status BPJS. Aktif maupun tidak, semua korban harus dilayani dengan baik. Administrasi bisa dilengkapi kemudian, yang utama adalah nyawa dan keselamatan mereka,” ucapnya penuh ketegasan.
Selain Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Bupati juga memerintahkan BPBD Minut untuk segera menyalurkan bantuan, termasuk kasur tambahan bagi rumah sakit yang kewalahan menampung pasien. Kehadiran pemerintah, menurutnya, adalah untuk memastikan semua korban ditangani secara serius dan tuntas.
Dengan sikap tegas dan penuh empati, Bupati Joune Ganda menegaskan bahwa keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Pemerintah hadir bukan sekadar memberi instruksi, tetapi memastikan setiap korban mendapatkan haknya: pelayanan medis tanpa diskriminasi, tanpa hambatan, dan dengan keseriusan penuh.
Mendengar pernyataan Bupati Joune,
Kadis Pendidikan Jofieta Supit bergerak cepat, memantau langsung di RSU Tonsea Airmadidi. Ia menyampaikan bahwa para korban kini dirawat di tiga rumah sakit di Minut. Ada yang menjalani rawat jalan, sebagian lainnya rawat inap. Kondisi darurat membuat UGD kewalahan, sehingga pihak rumah sakit membuka aula sebagai ruang perawatan sementara dengan dukungan kasur dari BPBD.
Insiden yang terjadi pada Rabu (26/11/2025) ini menimbulkan kepanikan karena bukan hanya siswa, tetapi sejumlah guru juga turut mengalami gejala keracunan seperti sakit perut, muntah, dan diare. Para korban segera dilarikan ke RSUD Walanda Maramis, RSU Tonsea, dan RSU Hermana Lembean untuk mendapatkan pertolongan.
Joppy Senduk







