MINUT KOMENTAR-Musim hujan kembali mengetuk pintu Minahasa Utara. Pemerintah daerah tak ingin lengah menghadapi potensi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu, oleh karena itu, Bupati Joune Ganda. SE. MAP. MM. M.Si, secara resmi menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Alam sejak Rabu malam (12/11). Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga tiga bulan ke depan.
Penetapan status siaga ini diumumkan dalam Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Mengantisipasi Dampak Bencana yang digelar secara daring.
Bupati Joune menegaskan, keputusan tersebut merujuk pada informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan intensitas hujan sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, akan melanda wilayah Minahasa Utara.
Mengacu pada regulasi penanggulangan bencana, status siaga darurat berlaku selama 130 hari, terhitung mulai 12 November 2025 hingga 21 Maret 2026. Bencana yang diantisipasi meliputi angin puting beliung, banjir, tanah longsor, serta angin kencang.
Hal itu langsung ditanggapi secara serius Kepala BPBD Minahasa Utara, Theo Lumingkewas, ia menjelaskan peralihan cuaca sudah mulai terasa di sejumlah wilayah.
BPBD melalui Pusdalpos juga mengeluarkan peringatan dini dan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan antara lain:
- Mengamankan diri dan keluarga di lokasi yang aman saat hujan lebat disertai petir.
- Menghindari area dekat pohon atau bangunan yang berisiko tumbang.
- Berhati-hati saat berkendara karena hujan deras dapat mengurangi jarak pandang.
- Memantau informasi terbaru dari BPBD dan BMKG.
BPBD Minahasa Utara memastikan koordinasi lintas instansi terus dilakukan untuk memantau situasi dan memberikan bantuan bila terjadi bencana. Masyarakat juga dapat melaporkan kejadian atau meminta pertolongan melalui Call Centre 117.
Dengan penetapan status siaga ini, membuktikan komitmen pemerintah daerah untuk melindungi warga Minahasa Utara. “Semua pihak diimbau untuk tetap waspada, saling menjaga, dan mengikuti arahan resmi agar dampak bencana dapat diminimalisir,”ungkapnya.
Rakor tersebut turut diikuti Wakil Bupati Kevin Lotulung, Sekda Novly Wowiling, Forkopimda Minut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Manado, BMKG Sam Ratulangi, serta Balai Pemantau Gunung Api Sulawesi dan Maluku.
Joppy Senduk







