Ziarah Penuh Makna, Lambang Cinta Seorang Putra dan Cucu di Rumah Abadi Mami Vonny Maramis

MINUT KOMENTAR-Dibawah langit pagi yang tenang, ketika embun masih menggantung di dedaunan dan angin berbisik pelan, Bupati Minahasa Utara, Pnt. Joune Ganda, SE. MAP. MM. M.Si., melangkah perlahan bersama putra tercinta, Valentino Ganda.

Hari itu, Minggu pagi (19/10/2025), bukan sekadar hari biasa. Itu adalah hari di mana kenangan, cinta, dan doa bersatu dalam ziarah ke makam orang tua Mami tercinta, Almarhumah Ibu Vonny Maramis.

Dihadapan nisan yang sunyi namun penuh makna, Joune Ganda menatap dengan mata memerah dan suara bergetar lalu berujar lirih, “Valentino (Valen) sudah besar dan jadi anak yang baik, penurut, dan manis hati. Ia selalu saya ceritakan tentang kasih dan ketulusan Mami semasa hidup,”ujar Joune dihadapan nisan yang diam.

Ziarah itu bukan hanya bentuk penghormatan terhadap Mami Vonny, tetapi juga pelajaran hidup yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lewat ziarah itu, Joune ingin Valen memahami bahwa cinta sejati tidak pernah berakhir, bahwa kebaikan yang ditanam semasa hidup akan terus tumbuh dalam hati mereka yang ditinggalkan.

“Semasa hidupnya, Mami selalu menebarkan kebaikan tanpa pamrih,” lanjut Joune. “Itu jadi penguat, penyemangat, dan cahaya di setiap langkah kami ke depan.”

Dalam keheningan di makam Mami Vonny, Joune tak lupa menceritakan tentang kebaikan istri tercinta Ny. Rizya Ganda Davega yang hidup dalam damai dan kasih Tuhan dalam keluarga Ganda-Davega.

Kunjungan itu seolah menjadi simbol bahwa meski waktu terus berjalan, cinta keluarga tetap abadi. Bahwa dalam setiap langkah, ada doa yang menyertai, ada kenangan yang menguatkan, dan ada harapan yang tumbuh dari akar kasih yang dalam.

Ziarah pagi itu bukan sekadar ritual, melainkan perjalanan batin yang menyentuh. Joune dan Valentino tidak hanya datang membawa bunga, tetapi juga membawa hati yang penuh cinta dan rasa syukur. Diantara batu nisan, mereka menemukan kembali makna keluarga, ketulusan, dan warisan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Karena sejatinya, cinta seorang ibu tak pernah benar-benar pergi. Ia tinggal dalam setiap hati anak-anaknya, dalam setiap doa yang terucap, dan dalam setiap ziarah yang dilakukan dengan hati yang tulus.

Joppy Senduk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *