LUCKY RUMOPA
MANADO KOMENTAR-Rencana pelaksanaan Sidang Istimewa Sinode Gmim (SMSI) pada tanggal 30-31 Maret 2021, yang digagas oleh para petinggi di Sinode Gmim mendapat penolakan dari kelompok yang menamakan Gerakan Peduli GMIM (GPG).
Aksi penolakan itu, dilakukan GPG dengan menggelar konferensi pers di Warong Kobong, Jalan Pumorow Manado, Senin (22/2/2021), dan kini telah menjadi komsumsi public.
Hal itu kemudian membuat Pendeta Lucky Rumopa angkat bicara. Menurutnya, gerakan peduli terhadap Gmim yang digagas oleh sejumlah oknum tidak pada tempatnya.
Dia meminta agar penyampaian aspirasi warga Gmim dilakukan sesuai aturan gereja. Aspirasi warga Gmim mekanismenya adalah, menyampaikannya lewat Kolom dan ditanggapi oleh BPMJ, seterusnya ketingkat Wilayah dan ke tingkat Sinode.
“Jika tidak setuju dengan adanya SMSI, silahkan ikut mekanisme. Kan Gereja ada aturannya. Sampaikan penolakan itu lewat Jemaat yang ada di tingkat Kolom, lalu akan disikapi oleh Badan, kemudian dibawah ke tingkat Wilayah, dan dari sana ada yang namanya perwakilan Sinode yang bertugas untuk menyerap aspirasi yang kemudian disampaikan ke tingkat Sinode. Sederhana kan?. Dan tidak harus digelar dengan melaksanakan konfrensi pers di warung kopi,”kata Pendeta Lucky kepada Wartawan, Selasa (23/02/2021).
Dia kemudian menduga ada kelompok tertentu yang hendak menggagalkan rencana pelaksanaan SMSI.”Kegiatan belum dilaksanakan kok sudah rebut. Parahnya lagi sudah ada penolakan sebelumpelaksanaan. Saya mau katakana, bahwa sejumlah pihak yang berada di barisan GPG tidak paham soal aturan atau tata gereja,”tegas Ketua FKUB Sulut ini.
Lalu kata Rumopa ada yang menyentil soal periodisasi kepemimpinan, yang menjadi salah satu agenda dalam pelaksanaan SMSI. Jika itu yang menjadi soal, menurut Rumopa silahkan saja mengikuti SMSI.
”Saya adalah Pendeta yang menolak periodisasi diubah. Tapi dalam sidang nanti kan bukan hanya saya sendiri. Jika itu disetujui oleh 2/3 peserta yang hadir maka kita harus taat terhadap keputusan sidang,”tandasnya.
Komentar.co.id