YOGYA KOMENTAR-Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut Gunung Merapi mengeluarkan 29 kali lava pijar pada Senin (25/1/2021).
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan, guguran lava pijar itu teramati selama enam jam pemantauan, tepatnya pukul 00.00-06.00 WIB.
“Jarak luncur maksimum lava pijar yakni 800 m ke arah barat daya,” terang Hanik dalam laporannya pada Senin (25/1/2021).
Hasil pengamatan visual lain menunjukkan asap kawah bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 150-300 m teramati di atas puncak kawah.
Adapun aktivitas kegempaan yang terekam di seismograf adalah gempa guguran sebanyak 30 kali, gempa hembusan 10 kali, dan gempa hybrid atau fase banyak dua kali.
Lebih jauh, pada Minggu (24/1/2021) di periode pengamatan pukul 18.00-24.00, gunung setinggi 2.968 mdpl ini mengeluarkan 24 kali guguran lava pijar.
“Jarak maksimum sekitar 800 meter dan kembali mengarah ke barat daya,” bebernya.
Hanik menjelaskan, potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” paparnya.
Hingga saat ini status yang ditetapkan adalah level III atau siaga.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” paparnya.
Penulis: Donald Laukon
Wartawan komentar biro Yogyakarta