KOTA MANADO-Setelah dihantam banjir bandang pada tanggal 15 Januari 2014 silam, sejumlah wilayah terlihat lumpuh, ruas jalan diselimuti lumpur yang cukup tebal, sejumlah kendaraan terlihat tumpang tindih dibeberapa tempat, termasuk di halaman kantor walikota Manado.
Banjir 15 januari 2014 adalah yang paling parah dibanding tahun tehun-sebelumnya dimana ketinggian air sampai menenggelamkan rumah warga.
Waktu itu, Daerah aliran sungai Tondano yang melintas di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea, menghantam ratusan rumah warga. Bahkan sungai tidak lagi kelihatan bebelok, tetapi menjadi lurus, menghantam jembatan Wanea dekat patung Sam Ratulangi.
Saat itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyatakan ada 18 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di Manado dan sekitarnya.
Lalu PMI Sulawesi Utara, melakukan evakuasi terhadap warga yang menjadi korban banjir meskipun ketinggian air masih tergolong tinggi.
Terlihat banyak sekali pengungsi di beberapa titik, seperti Gereja, Mesjid dan fasilitas pemerintah yang berada di ketinggian yang tidak sempat terjamah oleh banjir
Belum lagi, jalur transportasi yang menghubungkan Manado-Tomohon dan juga Minsel masih terputus akibat longsor di beberapa titik.
Banjir bandang dan longsor yang menghantam kota Manado pada hari rabu 15 Januari 2014 itu tentu meninggalkan kepedihan yang mendalam bagi masyarakat Sulawesi Utara terlebih khusus warga kota Manado.
Dari data yang di rangkum waktu itu, tercatat ada 18 orang meninggal dunia 4-ratusan warga mengungsi kemudian ribuan rumah rusak berat.
Pantauan waktu itu, sebelum terjadi bencana banjir dan tanah longsor, hujan deras mengguyur kota Manado sejak tanggal 13 Januari 2014 tetapi puncaknya pada tanggal 15 Januari banjir kemudian menghantam kota Manado, akibat luapan aliran sungai besar yang ada di Wanea, Sario Malalayang, Pal Dua dan Kairagi.
Berdasarkan pemantauan di lapangan bencana banjir dan tanah longsor megakibatkan aktivitas warga kota Manado lumpuh selama beberapa hari, karena banjir tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga sekolah, perkantoran dan sejumlah pasar, termasuk kantor Walikota Manado.
Sementara di pesisir pantau Manado, para nelayan juga ikut terdampak cuaca yang sangat buruk. Bahkan di pesisir pantai malalayang, ada ratusan jiwa yang mengungsi karena rumah mereka diterjang ombak.
BNPB, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesehatan mengirimkan bantuan logistik dan peralatan sebanyak 57,2 ton dimana pengiriman menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI AU pada hari Jumat (17/01/14). Bantuan yang dirikim adalah tenda keluarga, 6,9 ton, makanan pendamping, asi 3,2 ton dan obat-obatan 150 kg.
Parahnya lagi, saat itu sempat beredar isu akan terjadi tsunami di Kota Manado, yang membuat masyarakat resah dan mengungsi di beberapa ketinggian.
Dan dari data yang di sampaikan Gubernur waktu itu, yakni Drs. SH. Sariundajang, kerugian akibat bencana di Manado diperkirakan mencapai Rp1, 8 triliun, yang dihitung mulai dari kerusakan rumah warga, serta beberapa tempat yang mengalami longsor di luar kota Manado termasuk beberapa jembatan yang ambruk dan rusak.
Lokasi bencana ada di Manado, Tomohon, Mitra Minahasa, Sangihe Sitaro, Minut, terbesar bencana dialami Kota Manado, karena ada 40 titik terparah.
BPBD Sulawesi Utara, bersama BPBD Kota Manado, TNI, Polri, PMI, Basarnas, Tagana, SKPD, relawan, dan masyarakat langsung melakukan evakuasi dan penanganan darurat.
Lalu lima tahun kemudian yakni tanggal 15 Januari 2019, hujan melanda Manado sejak dini hari hingga siang. Dan hal itu membuat warga kota Manado ketar-ketir lantaran takut terjadi siklus bencana lima tahunan.
Walikota Manado DR. Ir GS Vicky Lumentut kemudian mengupload foto kantor Walikota Manado yang tergenang air saat bencana dashyat itu, sembari meminta agar seluruh warga kota Manado untuk berdoa.
“Mari kita berdoa pada Tuhan agar dijauhkan dari bencana banjir seperti 15 Januari 2014 silam,”ajak Walikota GSVL waktu itu.
DPRD Manado yang waktu itu dipimpin Noortje Van Bone juga ikut merasakan peristiwa besar yang mengharukan itu.
“Ada begitu banyak dokumen DPRD yang rusak dan hanyut. Tapi saya percaya Tuhan menjaga kota Manado dan seluruh warganya,”kata Van Bone kala itu.
Demikian halnya Wakil Ketua DPRD dr Richard Sualng, yang terus berharap, agar seluruh masyarakat kota Manado terus meningkatkan kewaspadaan dan terus berdoa meminta perlindungan Tuhan.
Hari ini kita sudah melewati tanggal 15 Januari 2021, meski dilanda hujan diserta badai hingga hari ini Sabtu 16/01/2021), tapi Tuhan tetap menjaga kota kita, dan Walikota Manado DR Ir. GS Vciky Lumentut lewat akun FB Pemhum Kota Manado, menghimbau masyarakat agar tetap waspada.
“Peringatan dini cuaca ekstrim, dari BMKG, Jumat (15/01). Angin sedang hingga lebat disertai angin kencang. Maka di himbau masyarakat tetap waspada, terlebih yang tinggal di wilayah yang rawan banjir dan tanah longsor,”ungkap Walikota GSVL.
“Mari kita sama-sama berjaga-jaga. Merenungkan peristiwa alam yang menakutkan itu. Kita mesti berysukur, karena kita masih diberi waktu oleh Tuhan untuk memperbaiki perbuatan kita yang tidak berkenan dimata Tuhan. Beroda dan terus meminta pertolongan Tuhan, agar kota kita, daerah kita terus dijaga oleh Tuhan yang mengasihi kita untuk selama-lamanya.
Penulis: Joppy Senduk
Pemred: Komentar.co.id
Masih Ada Waktu
Ebiet G. Ade
Bila masih mungkin kita menorehkan batin
Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi
Kita pasti ingat
Tragedi yang memilukan
Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Atas nama jiwa mari heningkan cipta
Kita mesti bersyukur
Bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan
Tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasih-Nya
Hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari
Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba
Meminjam catatan-Nya
Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng
Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
Yang terbaik hanyalah
Segeralah bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu
Kita…