JAKARTA KOMENTAR. Kemampuan negara ASEAN Plus Three (APT) dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dan pelemahan ekonomi menjadi dua isu yang diangkat Presiden Joko Widodo saat berbicara pada KTT ASEAN Plus Three secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 14 April 2020. Presiden mendorong adanya penguatan kerja sama untuk menciptakan resiliensi terhadap dua hal tersebut.
“Hari ini kita bertemu di tengah tantangan besar menghadapi musuh bersama Covid-19 dan dampak terus menurunnya kinerja ekonomi dunia. Di sinilah kita akan kembali diuji, apakah kerja sama yang kita ciptakan 21 tahun lalu masih akan dapat menciptakan resiliensi kita. Saya yakin jawabannya adalah masih,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, penguatan kerja sama negara APT sangat penting untuk menciptakan resiliensi dalam menangani pandemi Covid-19. Menurutmnya, negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan termasuk negara-negara pertama yang menghadapi Covid-19. Untuk itu, pengalaman penanganan Covid-19 perlu dibagi dengan negara-negara ASEAN.
“Para pemimpin APT harus memberikan arahan kepada para Menteri Kesehatan agar terus melakukan koordinasi, termasuk penguatan kerja sama pengadaan dan joint production alat kesehatan dan obat-obatan, pengembangan kapasitas tenaga medis di bawah kerangka Field Epidemiology Training Network, dan penguatan kerja sama riset untuk membuat antivirus dan vaksin,” ucapnya.
Sebagai langkah antisipasi pandemi ke depan, Presiden Jokowi juga mengusulkan pembentukan gugus tugas khusus negara APT untuk pandemi yang bertugas memberikan rekomendasi langkah komprehensif untuk perkuat resiliensi kawasan APT dalam menghadapi pandemi.
“Saya juga mengusulkan kiranya kita dapat membentuk kerja sama antara industri obat dan farmasi negara APT, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) yang memproduksi obat-obatan,” ujar Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyinggung soal penguatan kerja sama untuk memperkuat resiliensi ekonomi negara-negara APT. Menurut Presiden, pandemi Covid-19 akan berpengaruh pada situasi ekonomi global. Namun, Presiden juga mengingatkan bahwa APT sebenarnya telah memiliki infrastruktur kerja sama ekonomi yang cukup kuat.
“Mari kita perkuat infrastruktur tersebut, yaitu Macroeconomic Research Office (AMRO) dan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) harus sudah disiagakan. ASEAN+3 Emergency Rice Reserve juga harus disiagakan untuk menjamin food security,” ucap Presiden.
Selain itu, Presiden juga mendorong agar APT sepakat untuk menguatkan kerja sama agar arus pergerakan barang tetap berjalan. Indonesia, menurut Presiden, juga akan memastikan pelabuhan-pelabuhan serta simpul pendukung logistiknya akan tetap berjalan.
“Saya ingin tekankan negara-negara ASEAN Plus Three harus memimpin untuk menjamin agar kawasan kita tetap menjadi engine of the global economic growth. Mari kita kembali tunjukkan bahwa APT adalah jangkar ketahanan di kawasan,” tandas Presiden mengakhiri pidatonya.
Hadir dalam KTT ASEAN Plus Three yaitu Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thoungloun Sisoulith, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Kanselir Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Hadir pula Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuân Phúc selaku Ketua ASEAN 2020, serta Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
Adapun mitra ASEAN yang hadir yaitu Premier Tiongkok Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.(jansen)