Inilah Salahsatu Stratige Besar PLN Dalam Mendukung Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060

Listrik1082 Dilihat

JAKARTA KOMENTAR-Program co-firing di PLTU Indramayu merupakan bagian dari strategi besar PLN dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emissions 2060. Dengan menggantikan sebagian batu bara menggunakan pelet biomassa dari kayu pohon kaliandra merah, PLN berhasil menurunkan emisi karbon secara signifikan sekaligus memperluas bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional.

Teknologi co-firing telah berhasil mereduksi emisi karbon hingga 1,05 juta ton CO₂e dan menghasilkan energi bersih sebesar 1,04 terawatt hour (TWh). Capaian ini menunjukkan peningkatan lebih dari 77% dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan efektivitas dan keberlanjutan program ini.

Yang membuat program ini istimewa adalah pendekatan berbasis ekonomi kerakyatan. PLN menggandeng masyarakat lokal, koperasi, dan UMKM dalam rantai pasok biomassa, mulai dari budidaya pohon kaliandra merah hingga proses produksi pelet. Dengan demikian, program co-firing tidak hanya berkontribusi terhadap lingkungan, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar⁽¹⁾.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut teknologi co-firing sebagai “terobosan dalam transisi energi di tanah air” karena mampu menghadirkan listrik yang andal, terjangkau, dan berkelanjutan. Ia juga menekankan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti bahwa transisi energi tidak harus mengorbankan aspek sosial dan ekonomi, melainkan justru bisa menjadi motor penggerak pembangunan daerah.

PLN menargetkan perluasan teknologi co-firing ke 52 PLTU di seluruh Indonesia pada tahun 2025, dengan proyeksi kebutuhan biomassa mencapai 10,2 juta ton per tahun. PLTU Indramayu menjadi salah satu pionir dalam implementasi ini, sekaligus model kolaborasi antara teknologi, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *