SULUT KOMENTAR-Suasana berbeda terlihat di halaman kantor DPRD saat pimpinan, anggota serta Sekretaris DPRD Sulut, duduk bersila di atas aspal, berdialog langsung dengan mahasiswa yang menggelar aksi damai. Tanpa sekat, mereka mendengarkan satu per satu tuntutan yang disuarakan dengan lantang oleh para mahasiswa.
Dalam momen penuh keterbukaan itu, Wakil Ketua DPRD Royke Anter menyampaikan apresiasi atas keberanian dan kepedulian generasi muda terhadap isu-isu kebijakan daerah. “Terima kasih atas masukan dari adik-adik mahasiswa dan kami akan menindak lanjutinya,” ujar Royke, menegaskan komitmen lembaga legislatif untuk merespons aspirasi publik secara konkret.
Dialog yang berlangsung hangat tersebut turut membahas sejumlah peraturan daerah yang dinilai tidak berjalan efektif atau bahkan “mati suri.” Mahasiswa mendesak agar regulasi yang tertidur di lemari birokrasi segera diaktifkan dan dijalankan sesuai kebutuhan masyarakat.
Kehadiran aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi turut memastikan situasi tetap kondusif. Sementara itu, Sekretaris DPRD bersama jajaran turut hadir dan berbaur dalam diskusi terbuka yang berlangsung hingga berita ini diturunkan.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa demokrasi bukan hanya soal suara di bilik suara, tetapi juga tentang keberanian menyuarakan kebenaran di ruang publik. Dan Royke Anter, dengan sikap terbukanya, menunjukkan bahwa pintu dialog masih terbuka lebar di DPRD Minahasa.
Jose
